Pulau Bali atau yang dikenal juga dengan pulau dewata merupakan wilayah yang sangat terkenal dengan keindahan dan keasrian alamnya. Kondisi alam Pulau Bali ini bahkan disebut-sebut sebagai pulau terindah ke-2 setelah pulau Hawai di Amerika.
Oleh sebab itu, sering ditemukan bahwa masyarakat wisatawan
dari berbagai negara lebih mengetahui dan mengenal pulau Bali dibandingkan
dengan nama Indonesia sendiri.
Selain mempunyai budaya un
ik dan keindahan alam, pulau Bali
juga ternyata memiliki sastra Bahasa berupa kata-kata mutiara dengan dialeknya
sendiri. Hal ini merupakan penegasan dan bukti akan indahnya keberagaman yang
ada di Indonesia.
Pada artikel ini, akan dibahas mengenai Kata-kata Mutiara Dalam Bahasa Bali, sebagai bagian dari produksi kearifan local budaya masyarakat pulau bali.
Berikut ini adalah kata-kata mutiara dalam Bahasa Bali, yang mengandung
pelajaran bagi kehidupan, yaitu:
1. Da-ngaden-awak-bisa, depang-anake-ngadanin
“Janganlah pernah merasa bahwa kamu adalah yang paling bisa,
namun biarkan orang lain yang melihat dan menilaimu”.
Pesan dan pelajaran apakah yang bisa diambil dari kata
mutiara yang satu ini? Pelajaran yang paling menonjol dan mudah dipahami adalah
tentang jangan pernah merasa sebagai
orang yang paling bisa dalam hal apapun.
Apabila seseorang telah merasa lebih unggul dan lebih mendalam
dalam sebuah bidang, atau merasa sebagai orang paling pintar dan bisa dalam berbagai
hal, secara sadar atau tidak, mereka sebenarnya sedang memperlihatkan sifat
kesombongan. Sebab, sebenarnya dalam dunia ini tidak ada manusia yang sempurna,
sebab sifat kesempurnaan hanya milik Tuhan semata.
Jika diperhatikan, Kata “merasa” yang ada dalam kata
mutiara ini menunjukan bahwa seseorang sedang melakukan pengakuan kepintaran
dirinya sendiri padahal orang lain terkadang menilainya sebaliknya, orang yang
memuji diri sendiri merupakan orang yang angkuh dan sombong, yang tidak bisa
ditiru dalam kehidupan.
Oleh karena itu, hendaklah kita semua menghindari sikap yang
demikian, tetaplah bersikap rendah hati dan tidak merasa paling pintar, sebab
ada pula pribahasa yang menyatakan bahwa “di atas langit masih ada langit”.
Jika seseorang telah berfikir bahwa ia hanyalah manusia
biasa, maka ia akan menjadi contoh yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Sebab,
ia menyadari bahwa ia hanya manusia biasa yang lemah, serta tidak memiliki keistimewaan atau
kekuatan apapun.
2. Tong-ngelah karang-sawah, karang-awake tandurin
“Apabila kamu tidak mempunyai Sawah, maka dirilah (jiwa) yang
perlu kamu Tanami”.
Rangkaian kata-kata mutiara yang satu ini memiliki arti dan makna
yang sangat mendalam, ia tidak bisa dipahami secara tekstual langsung, sebab ia
merupakan sebuah kata kiasan.
Secara Sepintas, Tidak banyak orang yang paham tentang maksud
menanam dalam diri sendiri. Namun maksud yang sebenarnya yaitu melakukan
penanaman sifat dan karakter terpuji, serta ilmu dan wawasan yang berguna untuk
kehidupan seseorang, serta melakukan evaluasi diri agar terhidar dari sifat dan
perbuatan yang bisa merusak diri sendiri.
Tanami dan rawatlah diri sendiri dengan berbagai sifat,
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang baik, Niscaya hal itu bagaikan
menanam dalam diri sendiri, dengan tanaman yang akan sangat berguna bagi diri
sendiri, keluarga, dan bahkan orang lain.
Selain itu, Jangan sampai seseorang menanam berbagai hal yang
buruk dalam dirinya, misalnya
sifat iri hati, kesombongan, kebencian, dan juga kedengkian.
3. Raket sekadi sampat lidi
“Rekat seperti sapu lidi”
Pada rangkaian kalimat mutiara ini, terdapat nilai pelajaran
yang berharga dan penting, dan begitu seharusnya kita melalui hidup berbangsa
dan bernegara. Sebagaimana pada semboyan yang menjadi jargon pancasila, yaitu
bhineka tunggal ika, yan artinya adalah berbeda-beda tetap satu jua. Yaitu
menjaga persatuan dan kesatuan meskipun kita hidup dalam berbagai suku yang
berbeda.
4. Sagilik-Saguluk, Salunglung-Sabayantaka, Paras-Paros
Sarpanaya, Saling Asah-Asih-Asuh
“Bersatu padulah, hargailah pendapat/perkataan orang lain, putuskan
segala urusan dengan musyawarah dan mufakat, saling ingat-mengingatkanlah, saling
sayang-menyayangilah, dan saling bantu-membantulah”.
Makna dari Kata-kata mutiara dan bijak ini sangat luas dan
dalam. Kata-kata mutiara ini sering sekali disampaikan pada acara-acara resmi,
khususnya oleh tokoh public dan juga pejabat pemerintahan, sebagai nasehat pengingat
bagi seluruh masyarakat.
Menjaga Persatuan merupakan hal yang sangat penting, tanpa persatuan
tidak akan pernah ada kekuatan dan kemajuan bagi suatu masyarakat. Begitu juga
dengan Menghargai pendapat yang berbeda dari orang lain yang merupakan salah
satu bukti dan bentuk kedewasaan. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar,
namun tidak dibenarkan jika perbedaan pendapat tersebut menjadi sumber utama perpecahan.
Sikap lainnya yang penting pada kata-kata mutiara ini adalah
nasehat untuk membiasakan Musyawarah untuk mencapai mufakat. Maksudnya yaitu
bahwa Setiap masalah yang muncul di tengah masyarakat haruslah terselesaikan
dengan jalan damai, kekeluargaan, dengan jalan musyawarah.
Selanjutnya, tiga sifat kemasyarakatan yang sangat penting yaitu Saling mengingatkan di antara sesama, saling menyayangi, dan juga budaya saling membantu merupakan bagian dari sifat pendukung terwujudnya kemajuan dan kerukunan di tengah masyarakat.
0 Komentar